Sabtu, 19 Desember 2009

Gw berubah?

Gw berubah..

Entah udah berapa banyak orang yang bilang begitu. Awalnya gak gw tanggepin, tp kalo dipikir2, iya juga sih.

Gw yg dulu bawel, ekspresif, sekarang jadi males ngomong n kurang ekspresif, bahkan cenderung datar.

Kenapa? kenapa? kenapa?

Apa lebih baik begini....atau gimana?



ah, tauklah. pusing.

Minggu, 29 November 2009

Sekilas tentang BLACK KOKO

Black Koko.
Nama ini pertama kali disebut pada seri kedua. Siapakah Black Koko ini?

Black koko adalah nama lain dari seseorang yang dikagumi (baca: ditaksir) oleh tokoh pertama (Danna) sejak kelas satu SMA. Mereka dipertemukan dalam acara pelantikan sebuah organisasi keagamaan di sekolah. Ketika itu, Black Koko adalah mas'ul (pemimpin kelompok) dimana Danna ditempatkan. Singkat cerita, sejak saat itu Danna jatuh cinta pada Black Koko.

Awalnya Danna mengira rasa sukanya hanya sementara. Di luar dugaan, perasaan itu terus berlanjut tanpa tahu dimana ujungnya.

Perasaan itu ternyata bertepuk sebelah tangan. Dua tahun Danna bertahan dengan keadaan seperti itu, dan pada akhirnya keajaiban terjadi. Black Koko berkata bahwa ia mencintai Danna. Bodohnya, Danna percaya begitu saja.

Hari berganti hari. Tak sampai 2 bulan, Black Koko menarik kembali perkataannya (baca seri 1). Hati Danna hancur berkeping-keping. Semua bercampur aduk antara sedih, kesal, sayang, marah dan kecewa. Entah butuh waktu berapa lama bagi Danna untuk kembali ke keadaan semula.






Sekali hati dilukai, mustahil baginya untuk kembali ke keadaan semula. Akan selalu ada bekas retakan yang tertinggal di permukaannya.

Sabtu, 28 November 2009

2

Pagi yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.

Upacara bendera, istirahat pertama, istirahat kedua, semua berjalan seperti biasa. Namun ketika pelajaran terakhir...sebuah sms masuk...
"Da, ada black koko di kantin!"
DEG! Black koko, orang yang telah meninggalkanku, mengecewakanku kemarin....ia datang....

Emosiku memuncak secara tiba-tiba. Kesal. Marah. Kecewa. Cinta. Semua bercampur aduk jadi satu membuatku gila.

Bel pulang berbunyi. Segera kurapikan buku-buku ku dan pergi menuju sanggar PMR untuk beristirahat sejenak sebelum berangkat bimbel seperti biasa. Ternyata disana sudah berkumpul sahabat-sahabatku. Langsung saja aku bergabung dengan mereka.

Beberapa saat kemudian..
"assalamualaikum..." sebuah suara mengagetkanku
"waalaikumsalam.." jawabku sambil melihat siapa yang datang.


DEG. Black koko? Mau apa dia kesini?


"De, mau minta tolong dong." ucapnya.

Semua yang ada disitu menanggapi ucapannya, kecuali aku.
Ketika ia pamit, semua langsung melihat kearahku dan bertanya ada apa.

Aku hanya tersenyum dan meyakinkan mereka bahwa semuanya baik-baik saja.

Mereka mengangguk, namun dengan wajah tidak percaya.

"Sedih tuh dibagi-bagi, jangan disimpen sendiri." ucap Dhani


Aku diam.









1

Kicau burung membangunkanku. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju cermin. Ah, mataku tampak bengkak sekali. Kucoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.

"I'm sorry. I want to concentrate for my college first."
Ya, hanya kata-kata itu yang kuingat. Dia, seseorang yang "kucintai", pergi begitu saja. Dan bodohnya, aku menangisi kepergiannya.


Pukul 12 siang. Entah kenapa hari ini terasa begitu kelabu, padahal ini hari Minggu. Yah, kejadian semalam sangat mengguncang mentalku. Bagaimana tidak, seseorang yang benar-benar "kucintai", yang mampu membuatku tegar dalam menghadapi hidupku yang "kurang normal" ini, pergi begitu saja. Aku belum siap. Sangat tidak siap untuk kehilangan. Tapi  walau bagaimanapun, hidup harus terus berjalan. Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa dia buka siapa-siapa, dan aku pasti bisa menghadapi semuanya-dengan atau tanpanya.


Pukul 8 malam. Keadaanku masih tidak jauh berbeda sejak pagi tadi. Aku memutuskan untuk tidur, dan berharap semua kembali normal esok hari. Semoga kehadiran teman-teman di sekolah bisa mengembalikan semangatku. Semoga.
 
Blog Design by Template-Mama • Digiscrap by Vicki